Jumat, 12 April 2013

Hujan

"Ini jas hujan, biar nggak basah-basah amat, walaupun sebenarnya juga nggak terlalu berpengaruh" Katamu dengan senyum lebar sembari memberikan jas hujanmu padaku.

Aku menerimanya dalam diam. "Terima kasih" Kataku akhirnya setelah keheningan yang agak lama. Kau tersenyum. "Sip. Aku duluan ya! Hati-hati jangan sampai kehujanan" Katamu yang langsung menerabas hujan. Aku memandangimu sampai kau hilang dibelokkan untuk ke parkiran motor.

Aku terdiam. Dan memang semua ini berkaitan dengan hati. Jujur, aku tak pernah mengerti maksudmu. Tidak pernah benar-benar mengerti. Suatu kali kau membelaku habis-habisan. Suatu kali kau, seperti tadi membantu sampai-sampai kau tidak peduli dengan dirimu yang basah kuyup, padahal ada ujian pekan depan. Dan suatu kali kau membelaiku dengan kata-katamu yang terlalu lembut untuk ukuran seorang teman, bahkan ketika aku ngambek dan memutuskan untuk mendiamkanmu. Tapi suatu kali kau mendiamkanku untuk waktu yang terlampau lama. Dan suatu kali kau marah terhadapku untuk sesuatu yang tidak aku mengerti alasannya.

Lalu aku harus bagaimana menanggapimu? Karena kau tidak pernah benar-benar mengatakannya dengan jelas. Paling tidak, katakanlah aku harus bersikap bagaimana?

Aku berjalan menuju sepedaku. Membuka kuncinya dan menimbang-nimbang jas hujan yang ada di tanganku.

Aaah.. aku tak mau ambil pusing. Kuletakkan jas hujan darimu di keranjang sepedaku. Kemudian aku menerabas hujan.

Bukan, bukan karena itu adalah jas hujan darimu, kalau kau mau tahu. Melainkan aku sedang membutuhkannya, membutuhkan hujan. 

Iya, aku membutuhkan hujan untuk mengguyur masalahku ... agar esok hari ketika aku bertemu denganmu, aku dapat tersenyum seperti biasanya, dan mengabaikan perasaan ini ...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar